Senin, 09 Juni 2014

Resensi Buku

Judul Buku   : Seni, Tradisi, Masyarakat
Penulis           : Umar Kayam
Penerbit         : Sinar Harapan
Tahun terbit  : Seri Esni No. 3 tahun 1981
Tebal Buku   : 184 Halaman

Kesenian adalah salah satu unsur yang menyangga suatu kebudayaan dan berkembang menurut kondisi dari kebudayaan itu. Kebudayaan Indonesia merupakan suatu kondisi yang bermodalkan berbagai kebudayaan lingkungan wilayah yang berkembang menurut tuntutan sejarahnya masing-masing.
Kesenian tradisional di Asia Tenggara tumbuh sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tradisional diwilayah itu. Dengan demikian ia mengandung sifat atau ciri-ciri yang khas dari masyarakat yang tradisional pula. Peranan seni tradisional dalam suatu proses seperti integrasi nasional dan modernisasi itu nampaknya akan lebih banyak. Peranan seni tradisional itu akan lebih berarti pada kemampuannya untuk merangkum unsur-unsur yang ada.
Contoh dari seni tradisonal adalah lenong. Lenong adalah  suatu bentuk teater rakyat gaya Jakarta yang tumbuh pada sekitar akhir abad ke-19 di daerah Jakarta. Lenong sang teater rakyat betawi Berjaya disatu kompleks pusat kesenian yang terdiri  dari berbagai sarana kesenian baru, kontemporer dan kota. Sebagai satu pusat kesenian dilingkungan social kota metropolitan menjadikan lenong sebagai pengisi tetap acaranya.
Seperti teater rakyat lainnya, lenong adalah bagian yang akrab dari masyarakat. Lenong tumbuh bersama dengan unsur-unsur lainnya yang membangun keutuhan dan keseimbangan masyarakat itu. Lenong sudah bukan lagi teaternya orang Jakarta tetapi juga teaternya orang-orang dari suku lain yang tinggal di Jakarta. Anak-anak muda dari berbagai suku lainnya yang tinggal di Jakarta banyak yang datang menghadiri lenong itu adalah suatu fenomena yang menarik. Sambutan meluap yang hamper seketika diberikan oleh khalayak Jakarta kepada lenong. Lenong dimainkan di teater terbuka itu selalu hampir penuh.  Dari kondisi mengkhawatirkan lenong tiba-tiba meloncat kekondisi puncak. Dimana menonton lenong dianggap sebagai suatu keharusan dikalangan muda-mudi Jakarta.
Tetapi kepopulerannya dikalangan rakyat menyusut dengan adanya hiburan lain seperti bioskop, orkes dan sebagainya mulai muncul. Lenong makin terdepak kepinggir dan hanya dimainkan dipinggiran kota saja.

Ø  Kelebihannya:  Didalam buku ini tidak hanya menceritakan tentang kisah budaya lenong, tetapi dilampirkan juga berbagai gambar kesenian tersebut agar lebih memuaskan para pembaca yang ingin melihat gambarannya langsung seperti apa. Dan tidak hanya itu penulis memberikan berbagai percakapan antar tokoh yang ada didalam buku tersebut. Supaya tidak terlihat monoton saat dibaca seperti kebanyakan buku lainnya.

Ø  Kekurangannya:  penulis menggunakan bahasa dengan ekspetasi yang sangat tinggi. Dan saya sebagai pembaca kurang mengerti kata-kata yang dipakai oleh penulis. Gaya bahasanya terlalu berlebihan. Lebih mengedepankan isi curahan hati sang penulis. Pengaturan pokok pembahasan tiap bab nya tidak teratur dan tidak terstruktur dengan baik. Jadi, tidak terlalu menarik banyak minat pembaca untuk tertarik pada buku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar