Jumat, 16 Desember 2011

JARINGAN KOMUNIKASI TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA


 Pengertian Jaringan Komunikasi

Jaringan komunikasi adalah penggambaran “how say to whom”(siapa
berbicara kepada siapa) dalam suatu sistem sosial. Jaringan komunikasi
menggambarkan komunikasi interpersonal, dimana terdapat pemuka-pemuka
opini dan pengikut yang saling memiliki hubungan komunikasi pada suatu topik
tertentu, yang terjadi dalam suatu sistem sosial tertentu seperti sebuah desa,
sebuah organisasi, ataupun sebuah perusahaan (Gonzales, 1993).
Pengertian jaringan komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu
jaringan yang terdiri dari individu-individu yang saling berhubungan, yang
dihubungkan oleh arus komunikasi yang terpola. Knoke dan Kuklinski (1982)
melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus
merangkai individu-individu. obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa. Sedangkan
Farace (Berberg dan Chaffee, 1987) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu
pola yang teratur dari kontak antara person yang dapat diidentifikasi sebagai
pertukaran informasi yang dialami seseorang di dalam sistem sosialnya.
Dari berbagai pengertian tersebut di atas, yang dimaksudkan dengan
jaringan komunikasi dalam makalah ini adalah rangkaian hubungan diantara
individu sebagai akibat terjadinya pertukaran informasi, sehingga membentuk
pola-pola atau model-model jaringan komunikasi tertentu

Perkembangan Teknologi Menurut Para Ahli
Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia.

Peranan Jaringan Komunikasi Dalam Proses Perubahan Perilaku

Dalam suatu jaringan komunikasi, terdapat pemuka-pemuka opini, yaitu
orang yang mempengaruhi orang-orang lain secara teratur pada isu-isu tertentu.
Karakteristik pemuka-pemuka opini ini bervariasi menurut tipe kelompok yang
mereka pengaruhi, Jika pemuka opini terdapat dalam kelompok-kelompok yang
bersifat inovatif, maka mereka biasanya lebih inovatif daripada anggota
kelompok, meskipun pemuka opini seringkali bukan termasuk inovator yang
pertama kali menerapkan inovasi. Di pihak lain, pemuka-pemuka opini dari
kelompok-kelompok yang konservatif juga bersikap agak konservatif (Gonzales,
1993).
Pada proses difusi, yaitu proses masuknya inovasi dalam suatu kelompok
sehingga terjadi perubahan perilaku, hampir semua pemuka-pemuka opini
menyokong perubahan. Akan tetapi, pada beberapa kasus tertentu pemukapemuka
opini menentang pengadopsian suatu inovasi.


Proses Komunikasi pada Jaringan Komunikasi

Proses komunikasi pada jaringan komunikasi merupakan suatu proses
yang dua arah dan interaktif diantara partisipan-partisipan yang terlibat. Berlo
(1960) menganggap partisipan-parsitisipan ini sebagai transciever, karena
keduanya mengirim dan menerima pesan-pesan. Jadi tidak hanya menjalankan
satu fungsi sebagai penerima atau pengirim pesan belaka.
Proses komunikasi yang terjadi dalam jaringan komunikasi dapat
dijelaskan dengan menggunakan model konvergen sebagai berikut (Berlo, 1960;
Rogers dan Kincaid, 1981) :
Satu informasi bisa mengandung beberapa pengertian tergantung pada
konteksnya, dan untuk mengambil pengertian tergantung pada “frame of
reference”.
Terciptanya kesamaan makna akan suatu informasi antara komunikator dan
komunikan merupakan tujuan utama berkomunikasi.
Hubungan interaktif antara komunikator dengan komunikan menggunakan
saluran jaringan komunikasi, yaitu saluran untuk menyampaikan pesan dari
satu orang kepada orang lain.
Dari hal-hal di atas dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi akan terjadi
bila ada kesamaan pengertian terhadap informasi dari pelaku-pelaku yang
berkomunikasi dengan menggunakan jaringan komunikasi yang
menghubungkan individu dengan inidividu, atau individu dengan kelompok.
Atau proses komunikasi untuk menciptakan kebersamaan, memunculkan
mutual understanding” dan persetujuan yang sama sehingga terbentuk
tindakan dan perilaku yang sama (yang melandasi jaringan komunikasi).

Teknologi komunikasi Terhadap Kehidupan Bermasyarakat

Proses penggunaan teknologi komunikasi merupakan dasar yang muncul dan dikenal sebagai Informatika Masyarakat. Masyarakat informatika melibatkan diri lebih dari sekedar pengadopsian teknologi komunikasi di dalamnya, tetapi ikut dalam penerapan teknologi komunikasi demi keuntungan masyarakat lokal. Masyarakat informatika tidak hanya menghadapkan teknologi, tetapi juga gagasan sosial yang dikenal sebagai modal sosial. Masyarakat informatika juga memperkenalkan dimensi baru ke dalam konsep pembagian masyarakat berdasarkan modal budaya dan kelas sosial yang menstratifikasi masyarakat.
Michael Gurstein, (Gurstein, 2000), mendeskripsikan masyarakat informasi dengan cara berikut: Masyarakat Informatika adalah aplikasi teknologi informasi dan komunikasi untuk memungkinkan proses masyarakat dan pencapaian tujuan masyarakat yang mencakup pembagian digital di dalam maupun antar masyarakat. Masyarakat informatika muncul sebagai kerangka untuk mendekati Sistem Informasi secara sistematis dari perspektif masyarakat dan sejajar dengan Sistem Informasi Manajemen dalam pengembangan strategi dan teknik untuk manajemen penggunaan dan aplikasi sistem informasi masyarakat.
Masyarakat informatika mengatasi hubungan antara teori akademik dan penelitian, masalah kebijakan dan pragmatis yang timbul dari puluhan ribu “Jaringan Masyarakat”, “Pusat Teknologi Masyarakat”, Telecentre, Pusat Komunikasi Masyarakat, dan Telecottage yang saat ini berada secara global.
Sebagai satu bidang akademik, masyarakat informatika mengambil sumber daya dan partisipan dari serangkaian latar belakang, termasuk Ilmu Komputer, Manajemen, Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Perencanaan, Sosiologi, Pendidikan, Kebijakan Sosial, dan penelitian Pedesaan, Regional, dan Pembangunan.
Sebagai suatu praktik, masyarakat informatika merupakan kepentingan bagi mereka yang perhatian dengan Pengembangan Masyarakat dan Ekonomi Lokal di Negara Berkembang maupun Maju dan memiliki hubungan dekat dengan mereka yang bekerja di bidang-bidang seperti Pembangunan Masyarakat, Pembangunan Ekonomi Masyarakat, Informatika Kesehatan Berbasis Masyarakat, Pendidikan Dewasa dan Lanjutan.
Masyarakat informatika adalah bagian dari struktur masyarakat di dunia yang muncul dan memiliki peran di sejumlah tingkat fundamental dalam masyarakat yang berkembang. Masyarakat informatika dapat dideskripsikan sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk praktik masyarakat, yang didefinisikan oleh Glen (1993) sebagai Penyampaian Layanan Masyarakat, dan Tindakan Masyarakat. Khususnya, Praktik Masyarakat semakin dianggap fundamental untuk masalah-masalah sosial karena masyarakat di suatu tempat menghadapi dunia perdagangan modern yang kurang menjadi subyek negara/ bangsa.
Komunikasi telah memainkan peranan penting dalam mengembangkan dan mempertahankan kesehjateraan masyarakat secara geografis sepanjang sejarah. Informatika Masyarakat adalah sebuah fenomena terkini pada masyarakat jaringan modern, dapat dilacak pada pemrakarsa komunikasi masyarakat akhir 1980 sampai awal 1990.
Sejak permulaan, tujuan utama teknologi masyarakat adalah untuk menggunakan prasarana, aplikasi, dan layanan informasi dan komunikasi untuk memberdayakan dan melestarikan modal sosial masyarakat lokal (jaringan, organisasi, kelompok, aktivitas, dan nilai yang mendasari kehidupan masyarakat).


Analisis Jaringan Komunikasi

Rogers dan Kincaid (1981) menjelaskan bahwa analisis jaringan
komunikasi adalah merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur
komunikasi dalam suatu sistem, dimana data hubungan mengenai arus
komunikasi dianalisa menggunakan beberapa tipe hubungan-hubungan
interpersonal sebagai unit analisa. Tujuan penelitian komunikasi menggunakan
analisis jaringan komunikasi adalah untuk memahami gambaran umum mengenai
interaksi manusia dalam suatu sistem.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam analisis jaringan komunikasi
adalah : (1) mengidentifikasi klik dalam suatu sistem, (2) mengidentifikasi
peranan khusus seseorang dalam jaringan komunikasi, misalnya sebagai liaisons,
bridges dan isolated, dan (3) mengukur berbagai indikator (indeks) struktur
komunikasi, seperti keterhubungan klik, keterbukaan klik, keintegrasian klik, dan
sebagainya.
Klik dalam jaringan komunikasi adalah bagian dari sistem (sub sistem)
dimana anggota-anggotanya relatif lebih sering berinteraksi satu sama lain
dibandingkan dengan anggota-anggota lainnya dalam sistem komunikasi (Rogers
dan Kincaid, 1981).
Dalam proses difusi, untuk mendapatkan informasi bagi anggota
kelompok, dalam jaringan komunikasi terdapat peranan-peranan sebagai berikut
(Rogers dan Kincaid, 1981) :
(1) Liaison Officer (LO), yaitu orang yang menghubungkan dua atau lebih
kelompok/sub kelompok, akan tetapi LO bukan anggota salah satu
kelompok/sub kelompok.
(2) Gate keeper, yaitu orang melakukan filtering terhadap informasi yang masuk
sebelum dikomunikasikan kepada anggota kelompok/sub kelompok.
(3) Bridge, yaitu anggota suatu kelompok/sub kelompok yang berhubungan
dengan kelompok/ sub kelompok lainnya.
(4) Isolate, yaitu mereka yang tersisih dalam suatu kelompok/sub kelompok
(5) Kosmopolit, yaitu seseorang dalam kelompok/sub kelompok yang
menghubungkan kelompok/sub kelompok dengan kelompok/sub kelompok
lainnya atau pihak luar.
(6) Opinion Leader, yaitu orang yang menjadi pemuka pendapat dalam suatu
kelompok/sub kelompok


PERKEMBANGAN JARINGAN KOMUNIKASI

Jaringan komunikasi terwujud melalui beberapa tahapan perkembangan. Tahapan-tahapan perkembangannya sebagai berikut :
  1. Konsep Awal Jaringan
Konsep jaringan lahir tahun 1940-an di Amerika dari sebuah proyek pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell dan group riset Harvard University di pimpin oleh Profesor H. Aiken
  1. Time Sharing Sistem (TSS)
Di tahun 1950-an ketika jenis komputer mulai membesar sampai tercepatnya super komputer, maka sebuah komputer harus melayani beberapa terminal. Untuk itu di temukan konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang di kenal dengan nama (TSS) Time Sharing Sistem, maka untuk pertama kali bentuk jaringan (network) komputer di aplikasikan. Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke sebuah host komputer. Dalam proses TSS mulai terlihat perpaduan teknologi komputer dan teknologi komunikasi yang pada awal nya berkembang sendiri-sendiri.
  1. Proses Distribusi
Memasuki tahun 1970-an, setelah beban pekerjaan bertambah banyak dan harga perangkat komputer besar mulai terasa sangat mahal. Mulailah di gunakan konsep distribusi. Dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara pararel untuk melayani beberapa terminal yang tersambung secara seri di setiap host komputer. Diperlukan perpaduan antara teknologi komputer dengan teknologi komunikasi, karena selain proses yang harus di distribusikan, semua hostt komputer wajib melayani terminal-terminal nya dalam suatu perintah dari komputer pusat.
  1. Perkembangan Terakhir
Setelah harga komputer mikro sudah terjangkau dan konsep proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan jaringan nya sudah mulai beragam dan mulai menangani proses bersama atau komunikasi antar komputer tanpa melalui komputer pusat. Kemudian berkembang teknologi jaringan lokal yang di kenal dengan sebutan LAN. Demikian juga ketika internet berkembang, maka sebagian besar LAN yang berdiri sendiri mulai terhubung dan terbentuk jaringan raksasa WAN.

Komunikasi dalam sosialisasi pernah dipandang  sebagai transfer informasi dari pengirim kepada penerima. Namun saat ini komunikasi dianggap sebagai berbagai informasi. Perubahan ini membawa akibat pada pemusatan perhatian analisis  komunikasi  kepada hubungan antar  individu  yang   menunjukkan lingkaran pergaulan langsung dalam sebuah topik  tertentu (Gonzales dalam Jahi, 1993: 92).
Ada berbagai cara untuk mengetahui dan mengerti indikator elemen komunikasi diantaranya: pertama, isi dan sumber informasi indikatornya ditunjukkan dari apa yang diinformasikan dan “siapa” serta “mengapa”  menjadi potential people. Siapa dalam pengertian ini lebih menunjukan tentang gambaran posisi yang bersangkutan pada struktur masyarakat setempat, karena siapa berarti pula mempertanyakan tentang posisi yang bersangkutan. Sedangkan mengapa berarti menggambarkan tentang proses sosial yang ada pada masyarakat itu. Mengapa mengindikasikan bagaimana struktur sosial itu dapat berjalan sesuai fungsinya (proses sosial).  
Kedua, tipologi jenis saluran komunikasi indikatornya dapat dilihat dari jumlah institusi sosial baik formal atau non formal dalam organisasi dan efektifitas fungsionalnya. Ketiga, tipologi khalayak indikatornya  berupa gambaran tentang karakteristik demografi setempat. Setiap kelompok karakteristik demografinya akan  lebih mudah bila dilihat dari sisi tertentu dengan mempertimbangkan status, ekonomi dan sosial (SES). Pada kelompok yang SES-nya tinggi, ada kecenderungan cukup selektif dalam menerima informasi. Tetapi sebaliknya, kelompok yang SES-nya rendah cenderung apatis terhadap informasi.
Ketika analisis terhadap hubungan dalam sebuah sistem sosial dilakukan lebih dikenal dengan analisis  jaringan  komunikasi. Analisis  ini dapat digunakan untuk mengetahui keanggotaan jaringan sosial,  arah  hubungan,  kepemukaan  pendapat, jaringan komunikasi personal, sampai pada kekompakan jaringan  komunikasi  (lihat, Cahyana dalam Suyanto,  1995:  218-221).
Pemahaman tentang definisi jaringan sosial itu sendiri adalah suatu jaringan relasi dan hubungan sosial yang terdapat dalam suatu masyarakat.  Jaringan ini merupakan keseluruhan relasi dan hubungan sosial yang dapat diamati di suatu masyarakat, misalnya jaringan sosial yang terdapat di masyarakat desa, keseluruhan relasi dan hubungan sosial di kalangan pemimpin desa, antara pemimpin desa dan masyarakat desa, di kalangan warga masyarakat tersebut pada umumnya . Relasi dan hubungan sosial itu terdapat diberbagai bidang kehidupan yan meliputi ekonomi, sosial, kebudayaan dan lain-lain. Jaringan relasi dan hubungan sosial merupakan pencerminan hubungan antar status-status dan peran-peran dalam masyarakat. Daringan sosial di masyarakat komplek lebih rumit dibanding masyarakat sederhana atau masyarakat primitif. (lihat Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 7, 1989 : 345).
Menurut Wright (1988 : 102 – 104) fokus kajian jaringan komunikasi lebih diarahkan pada pola-pola pengaruh, yaitu  siapa yang menjadi influentials atau orang-orang yang berpengaruh dan bagaimana morphis–nya atau dengan kata lain seberapa jauh penyebaran pengaruhnya. Ini berarti, kajian jaringan komunikasi berhubungan dengan ketokohan seseorang. Sebutan tokoh tentu berkait erat dengan status. Dan status adalah bagian yang tak terpisahkan dengan pengaruh atau aksesibilitas masyarakat setempat terhadap sumber informasi dan segala aspeknya.
Analisis jaringan ini dapat dilihat melalui hubungan – hubungan yang terdapat diantara orang – orang dan diantara klik – klik pada suatu topik tertentu yang dapat diungkapkan dengan teknik – teknik sosiomentri dan didasarkan pada penemuan “siapa berinteraksi dengan siapa“ (lihat, Gonzalez dalam Jahi, 1993 : 94).   Bukti nyata efek jaringan komunikasi  pada  perubahan perilaku  seseorang diperoleh dari beberapa  studi  tentang adopsi program atau kegiatan pemerintah. Seperti dinyatakan Gonzales,  untuk  sebagian, perilaku  seseorang  dipengaruhi  oleh  hubungan  orang tersebut dengan orang lain  atau  oleh jaringan komunikasi yang diikutinya




METODE JARINGAN KOMUNIKASI
Metode jaringan komunikasi di sini terdapat lima tingkatan dalam jenjang hirarkisnya dan hanya dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan.
Model Roda
Sistem jaringan komunikasi di sini, semua laporan, instruksi perintah kerja dan kepengawasan terpusat satu orang yang memimpin empat bawahan atau lebih, dan antara bawahan tidak terjadi interaksi (komunikasi sesamanya).
Model Lingkaran
Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota/staff bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level.
Model Saluran Bebas/Semua Saluran
Model jaringan komunikasi sistem ini, adalah pengembangan model lingkaran, di mana dari semua tiga level tersebut dapat melakukan interaksi secara timbal balik tanpa menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya.
Model Huruf ‘Y’
Model jaringan komunikasi dalam organisasi di sini, tidak jauh berbeda dengan model rantai, yaitu terdapat empat level jenjang hirarkinya, satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan mungkin yang berbeda divisi/departemen.
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
  1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
  2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
  3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
  4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
  5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
  6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol").


Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.

                 Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
                Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.
Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
                Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

Teknologi Komunikasi Ditinjau Dari Berbagai Aspek
Tidak ada seorangpun didunia ini yang bisa melepaskan diri dari kemutlakan komunikasi. Bahkan dalam keadaan diam pun, tanpa kita sadari kita mengkomunikasikan sesautu dari berbagai macam hal, bisa saja dari sikap tubuh, mimic wajah, helaan nafas, baju yang dikenakan, atau apapun itu. Komunikasi adalah ilmu interdisipliner yang membuatnya menjadi sangat penting untuk dipelajari, dimengerti, dan dipahami, serta dilakukan. Seluruh ilmu yang ada didunia ini menggunakan komunikasi sebagai corongnya. Bayangkan, sepintar apapun pemikiran anda, sejenius apapun ide anda dalam memecahkan suatu masalah, akan menjadi sia-sia jika anda tidak mampu menyampaikannya dengan baik. Itulah komunikasi. Begitu besar pengaruhnya dalam kehidupan manusia meliputi aspek ekonomi, politik, sosial, dan budaya, termasuk teknologinya. Berikut perbagian akan penulis coba menjelaskannya satu-persatu dengan ringkas.


Aspek Ekonomi
Menggunakan handphone untuk melancarkan transaksi ekonomi. Itu hal yang basi dan dilakukan hampir semua orang didunia. Tetapi penggunaan smartphone dan pc tablet seperti Ipad mempunyai pengaruh. pengaruh perkembangan teknologi yang sudah demikian maju ini membuat orang-orang kini memiliki kantor pribadinya sendiri-sendiri. Hanya dengan bermodalkan BB atau Android dapat melakukan segalanya, ibarat memiliki kantor sendiri. Ingin promosi, ada jejaring sosial yang bisa diakses 24 jam lewat gadge. Mau transaksi pembayaran, ada fasilitas e-banking yang tersedia disetiap bank. Mau mencari informasi atau peluang bisnis, kita dapat terkoneksi dengan internet tanpa henti dengan smartphone yang dimiliki. Benar-benar serasa dunia ada digenggaman kita.

Aspek Politik
Pemanfaatan yang paling dekat dengan kehidupan politik tentu saja teknologi penghitungan suara ‘quick count’. Dengan sistematika penghitungan yang terkoordinasi, hasil bayangan penghitungan ratusan juta suara itu bisa dilihat dan diprediksi dalam waktu relative cepat. Yang kedua adalah penggunaan teknologi real time video conference dimana pertemuan atau rapat bisa dilangsungkan ditempat dan waktu yang berbeda, dengan menggunakan teknologi video camera. Teknologi ini seharusnya bisa meningkatkan efisiensi kerja para pejabat politik negara. Namun entah karena alasan apa, penggunaan teknologi ini tidak dimaksimalkan. Mereka lebih memilih mendatangi negara tujuan rapat dengan menyebrang pulau, padahal anggaran yang dimakan tidak sedikit.

Aspek Sosial dan Budaya
Dalam kehidupan social, Tidak perlu kita ragukan dampaknya, Bahkan perkembangan teknologi telah merasuk dalam ranah budaya. Budaya masyarakat yang tadinya ‘ngobrol’ beramah tamah, basa-basi, dan lain-lain mendadak berubah setelah mengenal teknologi seperti facebook, twiter, dan sebagainya. Ditambah lagi dengan segala kemudahan BB dan Android. Hal tersebut membuat anak-anak atau bahkan sebagian orang dewasa menjadi acuh dengan lingkungan sekitar (karena sibuk dengan BB nya). Perubahan budaya membaca juga telah berubah menjadi budaya online, dimana online atau surfing internet menjadi suatu keharusan minimal beberapa jam dalam sehari.


JARINGAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

a. Komunikasi ke atas
Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Misal : dari ketua himpunan ke ketua bidang, atau dari ketua panitia ke para pelaksana.
Komunikasi ini sangat penting untuk mempertahankan dan bagi pertumbuhan organisasi. Muncul manajemen umpan balik yang dapat menumbuhkan semangat kerja bagi anggota organisasi. Adanya perasaan memiliki dan merasa sebagai bagian dari organisasi dari bawahannya.
Masalah yang timbul dalam komunikasi ke atas :
Karena pesan yang mengalir ke atas sering merupakan pesan yang harus didengar oleh hirarki yang lebih tinggi/atasan, para pekerja seringkali enggan menyampaikan pesan yang negatif.
Seringkali pesan yang disampaikan ketas, terutama yang menyangkut ketidakpuasan bawahan, tidak didengar atau ditanggapi oleh manajemen.
Kadang-kadang pesan tidak sampai. Karena disaring oleh penjaga gerbang arus pesan. Atau bisa terjadi lebih baik bertanya pada rekan kerja atau sesama mahasiswa.
Arus ke bawah terlalu besar sehingga tidak ada celah untuk menerima pesan dari bawah.
Hambatan fisik. Biasanya secara fisik pimpinan dengan bawahan berjauhan.
b. Komunikasi ke bawah
Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Contoh, pesan dari direktur pada sekretaris, dari ketua senat pada bawahannya, dll.
Masalah yang timbul
Manajemen dan bawahan seringkali berbicara dengan bahasa yang berbeda.
c. Komunikasi Lateral
Merupakan arus pesan antar sesama – ketua bidang ke ketua bidang, anggota ke anggota. Pesan semacam ini bergerak di bagian bidang yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar bagian.
Masalah yang timbul
Bahasa yang khusus dikembangkan oleh divisi tertentu di dalam organisasi
Merasa bidangnya adalah yang paling penting dalam organisasi
d. Kabar Burung
Jika tiga jenis komunikasi di atas mengikuti pola struktur formal di dalam organisasi, maka yang tergolong kabar burung tidak mengikuti garis formal semacam itu. Sulit melacak sumber asli penyampai pesan.
Kabar burung seringkali dipergunakan apabila:
Ada perubahan besar dalam organisasi
Informasinya baru
Komunikasi tatap muka secara fisik mudah dilakukan
Anggotanya terkelompokan pada bidang-bidang tertentu.
d. Kepadatan Informasi
Banyaknya informasi yang diterima sehingga timbul kesulitan untuk menentukan informasi mana yang dianggap lebih penting untuk disampaikan terlebih dahulu. Mudahnya informasi dapat diterima dan disebarkan membuat para pemberi pesan lupa bahwa informasi yang disampaikan butuh dicerna terlebih dahulu dan itu membutuhkan waktu. Apalagi informasi yang disampaikan oleh atasan lebih banyak mengenai permasalahan daripada pemecahan.
Dampak positif diantaranya adalah:

1. Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan diterima oleh masyarakat.
Sumber informasi tidak hanya berasal dari satu orang saja. Dalam masyarakat, semua orang dapat menjadi sumber informasi. Setiap orang dapat saling bertukar informasi satu sama lain. Informasi itu pun menyebar sampai kepada seluruh lapisan masyarakat dengan cepat melalui media-media TIK yang ada.

2. Hubungan sosial antar masyarakat dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja.
A berada di kota Bandung dan B berada di kota Makassar. Mereka berkomunikasi melalui ponsel. Mereka saling mengabarkan kondisi satu sama lain dan saling bertukar cerita. Itulah sedikit gambaran pemafaatan TIK dalam hubungan interaksi sosial. Walaupun berjauhan dan berada dalam zona waktu yang berbeda, mereka tetap dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi.

3. Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat disampaikan kepada masyarakat.
Peraturan pemerintah serta kebijakannya dapat keluar pada waktu yang tidak dapat diprediksi. Masa berlakunya pun kadang bersifat tentatif. Masyarakat pun sering dibingungkan oleh masalah ini. Karena keterlambatan info, masyarakat dirugikan oleh hal ini. Oleh karena itu, publikasi kebijakan serta peraturan pemerintah memerlukan media TIK, misalnya televisi, radio dan internet. Dengan begitu, masyarakat dapat dengan mudah dan cepat mengetahui peraturan dan kebijakan pemerintah yang sudah maupun baru keluar.

4. Tumbuhnya sikap percaya diri dan motivasi tinggi.
Masyarakat memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan adanya TIK. Hal ini dibuktikan dari fakta-fakta yang ada di dunia maya, misalnya jejaring sosial. Mereka berani tampil secara terbuka, baik kepada orang yang dikenalnya bahkan yang tidak kenal sama sekali. Mereka mengekspos pribadinya dengan memberikan informasi-informasi yang sedang terjadi, baik itu penting atau tidak. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan dan menyampaikan info terkini, hal ini juga dapat memperlihatkan tingkat kompetensi antar individu pun semakin besar.

5. Adanya “share” budaya antar daerah.


Dampak negatif tersebut diantaranya adalah:

1. Timbulnya jenis kejahatan baru.
Kejahatan yang timbul antara lain penipuan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi, pengiriman email sampah (spam), pengiriman virus, penyadapan saluran telepon, memata-matai aktivitas seseorang (spyware), dan mengacaukan trafik jaringan. Kejahatan-kejahatan ini sulit dideteksi karena dikerjakan dengan fasilitas TIK, salah satunya internet.

2. Maraknya perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan masyarakat pada umumnya dan remaja pada khususnya.
Perilaku menyimpang disebabkan oleh merosotnya moral yang ada di masyarakat. Kurangnya filterisasi akan informasi serta budaya yang diterima dari TIK menjadi faktor pokok timbulnya permasalahn ini. Hal yang seharusnya salah justru dibenarkan dan yang benar justru disalahkan. Perilaku yang melawan norma yang ada di masyarakat pun kian merebak, tak hanya pada kalangan remaja atau pelajar saja yang memang masih labil, tetapi juga pada masyarakat “dewasa”.
    3. Menurunnya tingkat kepercayaan kepada lingkungan sekitar
Kemudahan akses informasi semakin melemahkan rasa percaya pada orang-orang sekitar. Banyak orang justru lebih men-”dewa”-kan internet (khususnya) untuk mencari informasi dibandingkan bertanya langsung pada orang sekitar yang secara umum mengetahui. Atau bahkan mereka pun kadang sudah sulit sekali percaya pada polisi lalu lintas untuk menanyakan jalan sekalipun. Rasanya kalau tidak “googling” tidak afdol.

4. Kurangnya ruang privasi.
Hadirnya situs-situs jejaring sosial tidak hanya membantu untuk menghubungkan individu yang satu dengan yang lain atau dengan kelompoknya. Layanan ini memberikan penggunanya kebebasan untuk membuka diri dan melihat-lihat info serta privasi orang lain. Privasi bukan lagi menjadi barang mahal.

5. Masuknya budaya asing yang kurang baik dan tidak difilter.
Banyak budaya asing, baik penampilan maupun gaya hidup, yang masuk ke kelompok-kelompok masyarakat. Tidak hanya budaya baik yang ada, tetapi budaya yang kurang baik pun dapat masuk dan lambat laun apabila tidak difilter secara dini, budaya tersebut bukannya membangun tapi malah justru mengerogoti budaya asli yang ada di kelompok tersebut.

6. Meningkatnya angka pengangguran.
Masalah yang satu ini sangat menarik perhatian. Kini, teknologi seolah-olah menggantikan manusia dalam segala bidang, termasuk pekerjaan. Kreatifitas manusia pun menjadi tumpul. Mereka menjadi tergantung akan teknologi. Hampir semua pekerjaan dilakukan oleh mesin-mesin otomatis. Sehingga makin banyak pengangguran karena tenaga mereka tergantikan oleh mesin-mesin otomatis tersebut.




Kesimpulan
Semakin cepatnya perkembangan teknologi komunikasi menuntut manusia untuk mencoba membuat perubahan di segala jenis kehidupannya yang tujuannya adalah mendapatkan hasil maupun kondisi yang terbaik yang dapat dicapai.
Banyaknya sektor kehidupan yang ada diharapkan membuka inovasi baru bagi kita untuk menciptakan sesuatu yang baru untuk kemajuan peradaban manusia. Namun semua inovasi tersebut hendaknya harus dibatasi oleh aturan hukum Negara dan budaya Bangsa Indonesia.
Dan teknologi komunikasi seperti halnya teknologi lain tidak hanya mempunyai berbagai manfaat dan menawarkan berbagai kemudahan bagi penggunanya, namun perlu dicermati bahwa Teknologi Komunikasi juga tidak sedikit memberi dampak negative bagi penggunanya. Dalam aktivitas sosial misalnya, kehadiran Teknologi Komunikasi menggantikan interaksi sosial yang sangat penting yakni bermasyarakat dan bertatap muka. Intinya, manfaatkan Teknologi Komunikasi secara bijak.