Judul Buku : Seni, Tradisi, Masyarakat
Penulis : Umar Kayam
Penerbit : Sinar Harapan
Tahun terbit : Seri Esni No. 3 tahun 1981
Tebal Buku : 184 Halaman
Kesenian
adalah salah satu unsur yang menyangga suatu kebudayaan dan berkembang menurut kondisi
dari kebudayaan itu. Kebudayaan Indonesia merupakan suatu kondisi yang
bermodalkan berbagai kebudayaan lingkungan wilayah yang berkembang menurut
tuntutan sejarahnya masing-masing.
Kesenian
tradisional di Asia Tenggara tumbuh sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat
tradisional diwilayah itu. Dengan demikian ia mengandung sifat atau ciri-ciri
yang khas dari masyarakat yang tradisional pula. Peranan seni tradisional dalam
suatu proses seperti integrasi nasional dan modernisasi itu nampaknya akan lebih
banyak. Peranan seni tradisional itu akan lebih berarti pada kemampuannya untuk
merangkum unsur-unsur yang ada.
Contoh
dari seni tradisonal adalah lenong. Lenong adalah suatu bentuk teater rakyat gaya Jakarta yang
tumbuh pada sekitar akhir abad ke-19 di daerah Jakarta. Lenong sang teater
rakyat betawi Berjaya disatu kompleks pusat kesenian yang terdiri dari berbagai sarana kesenian baru,
kontemporer dan kota. Sebagai satu pusat kesenian dilingkungan social kota
metropolitan menjadikan lenong sebagai pengisi tetap acaranya.
Seperti
teater rakyat lainnya, lenong adalah bagian yang akrab dari masyarakat. Lenong
tumbuh bersama dengan unsur-unsur lainnya yang membangun keutuhan dan
keseimbangan masyarakat itu. Lenong sudah bukan lagi teaternya orang Jakarta
tetapi juga teaternya orang-orang dari suku lain yang tinggal di Jakarta.
Anak-anak muda dari berbagai suku lainnya yang tinggal di Jakarta banyak yang
datang menghadiri lenong itu adalah suatu fenomena yang menarik. Sambutan
meluap yang hamper seketika diberikan oleh khalayak Jakarta kepada lenong.
Lenong dimainkan di teater terbuka itu selalu hampir penuh. Dari kondisi mengkhawatirkan lenong tiba-tiba
meloncat kekondisi puncak. Dimana menonton lenong dianggap sebagai suatu
keharusan dikalangan muda-mudi Jakarta.
Tetapi
kepopulerannya dikalangan rakyat menyusut dengan adanya hiburan lain seperti
bioskop, orkes dan sebagainya mulai muncul. Lenong makin terdepak kepinggir dan
hanya dimainkan dipinggiran kota saja.
Ø Kelebihannya: Didalam buku ini tidak hanya menceritakan
tentang kisah budaya lenong, tetapi dilampirkan juga berbagai gambar kesenian
tersebut agar lebih memuaskan para pembaca yang ingin melihat gambarannya
langsung seperti apa. Dan tidak hanya itu penulis memberikan berbagai
percakapan antar tokoh yang ada didalam buku tersebut. Supaya tidak terlihat
monoton saat dibaca seperti kebanyakan buku lainnya.
Ø Kekurangannya: penulis menggunakan bahasa dengan ekspetasi yang
sangat tinggi. Dan saya sebagai pembaca kurang mengerti kata-kata yang dipakai
oleh penulis. Gaya bahasanya terlalu berlebihan. Lebih mengedepankan isi
curahan hati sang penulis. Pengaturan pokok pembahasan tiap bab nya tidak
teratur dan tidak terstruktur dengan baik. Jadi, tidak terlalu menarik banyak
minat pembaca untuk tertarik pada buku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar